• Post 1
  • Post 2
  • Post 3
sebelum kau bosan, sebelum aku menjemukkan

Bayi kuda nil di adopsi Kura-kura

share to fb



Bayi kuda nil yang selamat dari gelombang tsunami di pantai Kenya
telah membentuk ikatan yang kuat dengan seekor kura-kura raksasa
bernama Mzee berusia seabad, di fasilitas hewan di kota pelabuhan Mombassa,
 kata para pejabat setempat.



Kuda nil, dijuluki Owen dan berat sekitar 300 kilogram (650 pon),
tersapu ke Sungai Sabaki ke Samudera Hindia, kemudian terpaksa kembali
ke pantai ketika gelombang tsunami menghantam pantai Kenya pada tanggal 26 Desember
sebelum penjaga satwa menyelamatkannya. "Ini luar biasa.
kurang dari satu tahun kura-kura telah mengadopsi kuda nil,
kura-kura itu berusia sekitar satu abad,
dan kura-kura itu sangat bahagia dengan menjadi seorang 'ibu',
kata Paula ekologiwan Kahumbu, yang bertanggung jawab atas Lafarge Park, kepada AFP.


"Setelah disapu tsunami dan kehilangan induknya,
kuda nil itu trauma. Hal itu membuatnya mencari sosok untuk menjadi seorang ibu.
Untungnya kuda nil itu menemukan kura-kura dan membentuk ikatan batin yang kuat.
Mereka berenang, makan dan tidur bersama, kata ekologi menambahkan.
Kuda nil mengikuti persis kura-kura layaknya mengikuti induknya.
ika seseorang mendekati kura-kura, kuda nil menjadi agresif,
seolah-olah melindungi ibu biologisnya, tambah Kahumbu.


Owen si kuda nil adalah seorang bayi,
ia ditinggalkan di usia yang sangat muda dan baru beradaptasi dengan alam,
kuda nil adalah makhluk sosial yang suka tinggal bersama ibu mereka selama empat tahun,
 jelasnya.










Bayi kuda nil yang selamat dari tsunami akhirnya mendapatkan ibu baru.
Kuda nil yang diberi nama Owen tersapu tsunami yang melanda pantai Kenya Natal lalu,
kemudian diselamatkan oleh Haller Park Sanctuary di Mombassa.
Trauma, si owen terobati pada seekor kura-kura raksasa yang berusia ratusan tahun
yang disebut Mzee, mereka terikat seperti pasangan ibu dan anak. Sekarang,
lebih dari setahun kemudian, staf kebun binatang sudah menyerah mencoba melakukan
apa pun untuk memisahkan pasangan aneh ini, Termasuk memperkenalkan kuda nil
dengan anggota keluarga baru dari spesiesnya, tetapi tetap saja owen lebih menyukai
bersama kura kura tersebut.
Read More

Fire Whirls

share to fb








Fire Whirls / fire devils / tornadoes terlihat saat terjadi kebakaran yang sangat besar, saat terjadi kombinasi antara iklim dan cuaca serta kebakaran yang besar.

Fenomena ini juga terjadi saat terjadi gempa atau badai petir dan bisa sangat berbahaya. Pada beberapa kasus, area di dekat putaran pun dapat menyebabkan loncatan api yang sangat panas dan fatal.

Fire Whirls yang pernah diketahui memiliki tinggi mencapai 1 mile dan memiliki kecepatan angin hingga 100mph dan bertahan selama 20 menit.

Read More

Sundogs

share to fb



Sun dog / sun halo adalah fenomena lain yang melibatkan matahari. Sebenarnya hal ini telah dilihat dari ratusan tahun yang lalu oleh pelukis peluksi ternama namun baru diperjelas seteleh mendapat teori bahwa hal ini terjadi karena ...
Kekerapan kejadian melibatkan pusingan radius 22° halo dan sundogs(Parhelia).

Dalam gambarajah menunjukan matahari di kelilingi oleh 22° halo dan dilambungi (sisi) oleh sundogs. Parhelic circle pula adalah biasan cahaya kristal yang ...


Read More

Light Pillars

share to fb



Light pillar terlihat seperti tiang penyanggah langit yang bersinar keatas tanpa asal yang jelas...

Fenomena ini terlihat saat cahaya dipantulkan oleh kristal es baik dari bawah maupun dari atas.

Read More

Lenticular Clouds

share to fb




Pernah berpikir tentang UFO yang sebenarnya??

Lenticular Clouds adalah masa dari awan dengan kekuatan internal yang mengarah keatas akibat perbedaan tekanan. Bentunya sering disalah artikan dengan misteri piring terbang atau UFO.

Secara umum awan lenticular terbentuk saat angin kencang bergerak mengintari objek besar seperti gunung.



Read More

Penitentes

share to fb



Nama tersebut dinamai dari ujung topi dari biksu New Mexico, Penitentes terjadi akibat formasi natural es yang meruncing tajam ke arak sinar matahari.

Read More

Sinkhole

share to fb



Sinkhole merupakan fenomena alam yang paling mngerikan.

Air dibawah permukaan bumi mengikis secara terus menerus, sehingga pada beberapa kasus pengikisan terjadi longsor yang secara tiba-tiba kedalam bawah bumi. Yang menyebabkan kejadian ini sangat mengerikan adalah , sebelum terjadinya longsor yang secara tiba-tiba, permukaan bumi terlihat biasa dan tidak ada tanda2 signifikan yang memberikan peringatan.

Sinkhole pada perkotaan bisa mencapai ratusan meter dan telah mengakibatkan 12 rumah terhisap kedalam bumi.

Read More

Fire Rainbow

share to fb



Terjadinya pelangi ini merupakan kejadian yang sangat langka, karena waktu dan tempatnya harus tepat serta keadaan matahari dan awan harus sesuai.

Kristal pada awan akan memecah sinar menjadi berbagai macam cahaya tampak pada spektrum cahayanya, karena kelangkaan dari fenomena ini maka untuk mendapatkan satu fotonya saja merupakan suatu prestasi.

Read More

Mammatus Clouds

share to fb



Bentuknya yang sangat luar biasa dan asing dari penglihatan manusi, Mammatus Clouds merupakan tanda akan datangnya cuaca yang ekstrim atau akan terjadinya badai.

Terbentuk dari berbagai macam formasi es dan memanjang hingga ratusan kilometer. Dibalik bentuknya yang cantik, awan ini merupakan pesan akan terjadinya bencana.



Read More

Ice Circles

share to fb



Kita dapat melihat bentuknya yang terlihat seperti lingkaran sempurna. Beberapa ilmuan sepakat bahwa kejadian ini merupakan akibat terbentuknya formasi akibat perputaran es dan pergerakan arus permukaan. Akibat dari rotasi ini dan masa jenis es yang lebih rendah dari air maka formasi ini terlihat seperti lingkaran sempurna.

Read More

Red Tides

share to fb



Red Tides dapat disebut juga sebagai kembang alga merupakan arus tiba-tiba dengan alga bersel satu yang memiliki warna yang sama dengan jumlah yang fenomenal yang mengubah seluruh area menjadi warna merah darah.

Beberapa dari kejadian ini relatif tidak berbahaya, namun beberapa dapat membawa racun yang sangat berbahaya sehingga menjadi fatal pada makhluk hidup di sekitar laut.
Read More

Blue Holes

share to fb



Blue Holes merupakan jurang raksasa pada permukaan laut, lue holes atau lubang biru, dinamai demikian karena warna yang gelap kontras jika di lihat dari atas jika di bandingkan dengan sekitarnya yang merupakan permukaan dangkal.

Kedalamannya bisa mencapai ratusan meter. Para penjelajah yang telah memasuki lubang tersebut mendapatkan bahwa terdapat sedikit oksigen didalamnya dan tidak ada arus sehingga jarang sekali di temukan kehidupan, menjadikan lubang tersebut kosong.
Read More

Columnar Basalt

share to fb



Fenomena ini terjadi saat lava tebal mengalir dan mengalami kontraksi vertikal serta retakan tegaklurus dari arah pergerakannya menyebabkan terjadinya pengulangan geometri. Pada kebanyakan kasus terjadi pembentukan grid yang berbentuk heksagonal yang terlihat seperti buatan tangan manusia.

Contoh yang paling terkenal adalah the Giant's Causeway pada tebing pantai Irlandia. Namun yang terbesar yang pernah di temukan adalah Devil's Tower di Wyoming.

Read More

Sailing Stones

share to fb



Misteri batu yang dapat bergerak pada padang pasir berlapis lumpur di Death Valley telah menjadi pusat kontroversi
ilmuan beberapa dekade terakhir.

Batu di atas mempunyai bobot hingga ratusan kilogram dan telah diketahui dapat bergeak hingga ratusan meter pada saat yang bersamaan.

Beberapa ilmuan menyimpulkan pergerakan ini disebabkan oleh kombinasi angin yang kuat dan permukaan tanah yang terdapat
butiran es.

Bagaimanapun teori tersebut tidak dapat menjelaskan bukti bahwa berbagai batu bermula pada posisi yang berdekatan, namun

bergerak pada rasio yang berbeda dan arah yang berbeda. Dan untuk menggerakkan batu dengan berat ratusan kilogram

dibutuhkan kekuatan angin hingga ratusan kmph.

Read More

Misteri tengkorak-tengkorak aneh dari Peru

share to fb

Misteri tengkorak-tengkorak aneh dari Peru

Ketika para arkeolog menemukan tengkorak-tengkorak aneh berbentuk memanjang di beberapa bagian dunia, segera muncul teori kalau tengkorak-tengkorak tersebut sebenarnya adalah milik para alien yang pada masa lampau mendatangi bumi. Benarkah begitu?


Saya sering mendapatkan pertanyaan mengenai tengkorak ini. Tetapi baru kali ini saya memutuskan untuk mempostingnya. Tengkorak ini telah banyak menimbulkan banyak kesalahpahaman karena bentuknya yang aneh dan tidak biasa. Namun, sebenarnya, ada penjelasan yang masuk akal mengenai keberadaannya.

Elongated Skull
Tengkorak-tengkorak misterius tersebut dinamakan elongated skull atau tengkorak memanjang yang mulai dikenal luas ketika Robert Connolly mempublikasikan foto-foto yang diambilnya dari seluruh dunia.

Kebanyakan tengkorak seperti ini ditemukan di Peru di antara tengkorak-tengkorak suku Inca lainnya. Karena itu, tengkorak memanjang ini juga dikenal dengan sebutan Peruvian Skull atau Inca Skull.

Tengkorak serupa kemudian juga ditemukan di banyak negara lain di dunia, mulai dari Jerman, Perancis, Mesir, Afrika dan yang terbaru adalah di Siberia. Menariknya, di Mesir kita bisa menemukan relief pada bangunan-bangunan mereka yang menunjukkan adanya tokoh-tokoh yang memiliki bentuk kepala memanjang seperti ini.

Salah satu contohnya adalah ratu Nefertiti yang termashyur. Lalu, konstruksi ulang yang dilakukan terhadap kepala raja Tutankhamon juga menemukan kalau raja ini memiliki bentuk kepala memanjang seperti Nefertiti.

Dari dulu, memang banyak yang percaya kalau bangsa Mesir telah membangun piramida dengan bantuan alien. Adanya relief ini semakin membuat banyak orang yang percaya kalau beberapa tokoh Mesir yang ternama adalah keturunan alien.
Relief yang menunjukkan ratu Nefertiti dengan topi besar

Raja Tutankhamon dengan kepala memanjang

Walaupun koleksi Peru adalah yang paling terkenal di dunia, namun tengkorak Peru yang diperkirakan berusia sekitar 1.000 tahun itu bukanlah tengkorak memanjang tertua yang pernah ditemukan.

Pada tahun 1982, para peneliti menemukan tengkorak yang diklaim sebagai milik manusia Neanderthal yang berasal dari tahun 45.000 SM di gua Shanidar di Irak. Ini membuat tengkorak gua Shanidar menjadi tengkorak memanjang tertua yang pernah ditemukan.

Karena karakteristiknya yang aneh, maka spekulasi pun berkembang mengenai asal-usulnya.

Lalu, benarkah tengkorak ini milik dari alien atau makhluk misterius lainnya?

Darimana asal Tengkorak ini?
Sebagian peneliti UFO percaya kalau tengkorak ini adalah milik alien atau manusia keturunan alien (alien hybrid). Tetapi, tentu saja teori ini tidak bisa dibuktikan karena argumen ini juga didasarkan pada teori lain (teori ancient astronout) yang juga belum terbukti.

Lalu, peneliti lain menyatakan kemungkinan kalau tengkorak itu adalah milik ras manusia tertentu yang memang memiliki karakteristik kepala seperti itu. Namun, masalahnya adalah tengkorak memanjang ternyata ditemukan tersebar luas di banyak tempat di dunia. Ini membuat teori ini menjadi semakin tidak mungkin karena penyebaran ras di masa lampau sangat terbatas. Lagipula, hingga hari ini, para peneliti belum bisa mengidentifikasi ras yang dimaksud.

Teori yang lain lagi menyatakan kalau tengkorak memanjang tersebut mungkin adalah hasil dari sebuah penyakit yang mengubah ukuran kepala. Ini cukup bisa diterima karena pada masa modern ini, penyakit seperti itu memang ada. Namanya Craniosynostosis.

Tulang tengkorak bayi tersusun atas beberapa lempeng tulang. Celah di antara lempeng ini disebut sutura. Pada bayi yang baru lahir, sutura ini masih lebar dan belum tertutup rapat.

Jika Sutura tersebut menutup secara prematur, otak bayi akan bertumbuh ke arah sutura yang masih terbuka. Dengan demikian, kepala anak akan mulai memanjang. Inilah yang disebut Craniosynostosis.

Namun teori ini juga dipersoalkan mengingat Craniosynostosis tidak bisa menghasilkan kepala dengan bentuk memanjang yang sempurna. Pada banyak tengkorak memanjang yang ditemukan, bentuknya cukup sempurna sehingga terlihat kalau kepala itu seperti dibentuk dengan sengaja.

Karena itu, sekarang kita akan melihat teori lainnya yang dianggap sebagai jawaban paling masuk akal mengenai asal-usul tengkorak ini.

Cranial Binding - Modifikasi bentuk kepala
Menurut teori ini, tengkorak memanjang tersebut dihasilkan dari modifikasi kepala yang memang sengaja dilakukan oleh suku-suku purba. Teknik modifikasi ini disebut Cranial Binding.

Praktek seperti ini cukup umum ditemukan di negara-negara Amerika Latin pada masa lampau. Namun mulai menghilang ketika para misionaris kristen masuk ke wilayah-wilayah itu.

Sebagai catatan, modifikasi tubuh bukanlah sesuatu yang aneh dalam tradisi suku-suku purba di seluruh dunia. Misalnya, kita mungkin mengetahui mengenai suku Karen di Burma yang menaruh banyak gelang besi di lehernya sehingga leher mereka menjadi lebih panjang. Lalu, praktek Foot Binding yang dilakukan pada perempuan Cina masa lampau yang membuat telapak kaki mereka menjadi lebih kecil dan lain-lain.

Mengenai Cranial Binding, kita bisa menemukan tradisi ini disinggung dalam banyak catatan-catatan kuno.

Cranial Binding di dalam sejarah

Hippocrates, pada tahun 400 SM, pernah menulis mengenai sebuah suku yang disebutnya suku Macrocepheles karena praktek mereka dalam memodifikasi bentuk kepala.

Lalu, Freidrich Ratzel dalam bukunya yang berjudul The History of Mankind yang terbit tahun 1896 juga melaporkan adanya tradisi modifikasi kepala di Tahiti, Samoa, Hawai dan New Hebrides.

Lalu, suku Huns di Jerman juga mempraktekkan tradisi ini yang kemudian juga diikuti oleh suku-suku lain yang ditaklukkannya. Praktek serupa juga dilakukan oleh suku Aborigin di Australia dan beberapa suku Indian Amerika seperti Chinookan dan Choctaw.
Princess of the House of Este - Bangsawan Italia abad ke-15

Jika kita tidak memasukkan tengkorak memanjang yang diklaim sebagai kepunyaan manusia Neanderthal, maka mungkin bangsa Mesir adalah bangsa yang paling awal melakukan modifikasi kepala, yaitu sejak tahun 3.000 SM. Ini menjelaskan adanya relief yang menunjukkan beberapa tokoh yang memiliki bentuk kepala memanjang.

Jadi, budaya ini cukup mendunia.

Proses Cranial Binding
Proses Cranial Binding dilakukan sejak seorang bayi baru lahir ke dunia. Umumnya, mereka akan menggunakan kulit, tali atau kain untuk mengikat kepala bayinya hingga beberapa tahun ke depan untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan.

Cranial Binding

Modifikasi kepala yang dilakukan oleh suku-suku purba juga tidak hanya untuk menghasilkan bentuk kepala yang memanjang. Kadang, ada suku yang justru menginginkan bentuk kepala yang datar. Ini disebut Flattening Skull atau meratakan tengkorak kepala.

Flattening Skull

Mengapa Cranial Binding dilakukan?
Umumnya, modifikasi ini dilakukan sebagai tanda kecantikan dan penanda status. Di banyak suku, kepala yang memanjang mengindikasikan kalau ia adalah keturunan ningrat.

Selain itu, ada suku lain yang percaya kalau memanjangkan bentuk kepala dapat meningkatkan kecerdasan seseorang dan membuatnya lebih dekat kepada dunia roh. Kepercayaan ini salah satunya bisa ditemukan di suku di pulau Tomman, Vanuatu.

Lalu, apakah tradisi ini masih bisa ditemukan pada masa kini?

Jawabannya adalah: Tentu saja!

Walaupun Cranial Binding dengan teknik yang ekstrim telah lenyap sekitar 100 tahun yang lalu, namun praktek yang lebih moderat masih bisa ditemukan pada masa modern ini.

Cranial Binding di Masa Modern

Karena itu saya mengatakan kalau penjelasan ini lebih masuk akal karena kita masih bisa menemukan contoh-contohnya di masa modern ini.

Misalnya adalah suku Mangbetu di Kongo Utara dan suku Zande di Afrika Tengah. Dalam kasus suku Mangbetu, Modifikasi kepala dilakukan sebagai ekspresi kecantikan dan tanda kepintaran. Mereka melakukannya dengan mengikat kepala bayi mereka dengan tali. Lalu, ikatan itu akan dikencangkan setiap beberapa bulan sehingga menghasilkan bentuk kepala yang diinginkan.


Walaupun banyak contoh yang bisa kita lihat, sebagian peneliti masih ragu dengan teori modifikasi kepala. Menurut mereka modifikasi yang dilakukan tidak bisa menyamai besarnya tengkorak-tengkorak Peru yang ditemukan.

Namun, Beatrice Blackwood dan PM Danby yang sejak lama menyelidiki modifikasi kepala percaya kalau ukuran kepala yang dihasilkan bisa berbeda tergantung dengan metode yang digunakan. Ini bisa ditemukan pada praktek salah satu suku di Papua Nugini yang ternyata menggunakan beberapa metode yang berbeda untuk membentuk kepala.

Metode tertentu mungkin bisa menghasilkan ukuran kepala yang super ekstrem seperti pada tengkorak-tengkorak Peru.

Lalu, bukti lain yang menguatkan teori ini adalah fakta kalau tengkorak-tengkorak tersebut ditemukan di wilayah yang suku-sukunya diketahui memang mempraktekkan Cranial Binding, seperti Peru, Mesir dan Eropa.

Jadi, saya rasa penjelasan ini lebih masuk akal dibanding teori lainnya yang tidak didukung oleh bukti yang kuat.

Satu-satunya pertanyaan yang mungkin masih belum terjawab oleh para peneliti adalah mengapa praktek ini bisa dilakukan di banyak wilayah di dunia oleh suku-suku yang berbeda yang terpisah oleh wilayah Geografis yang cukup jauh?

Siapakah yang mengajarkan mereka untuk melakukannya?

Apakah mereka belajar dari orang yang sama?
Read More

Popular Posts