Apakah Anda pernah melihat kecoa, si serangga tangguh yang menjijikkan? Serangga inilah yang membuat orang yang melihatnya lari terbirit-birit karena ketakutan. Namun ternyata di alam hewan ini juga akan lari terbirit-birit bila bertemu dengan satu serangga yang bernama emerald wasp, atau bahasa Indonesianya tawon jamrud. Tawon yang kulitnya berwarna hijau-biru metalik ini memanfaatkan, atau lebih tepatnya mengorbankan kecoa dalam siklus reproduksinya. Tanpa rasa kasihan tawon jamrud menyuntikkan racun yang akan membuat kecoa menjadi zombie. Mau tahu kelanjutannya, baca terus ya.
Nama ilmiah dari tawon jamrud adalah Ampulex compressa. Hewan yang bersepupu dengan lebah ini dapat ditemukan di Asia bagian selatan, Afrika dan Kepulaun Pasifik. Serangga ini sempat dimanfaatkan sebagai alat biokontrol untuk mengendalikan hama kecoa di Hawaii oleh F.X. Williams pada tahun 1941. Namun metode ini gagal karena tawon jamrud lebih senang bermukim pada suatu wilayah yang terbatas dan memburu kecoa hanya pada masa kawin.
Keunikan tawon ini terletak pada perilaku tawon jamrud betina pada saat bertelur. Tawon jamrud betina memanfaatkan kecoa hidup yang telah dilumpuhkan sebagai inang bagi keturunannya. Tawon jamrud betina yang akan bertelur mencari kecoa calon inang bagi anaknya. Video di bawah memperlihatkan bagaimana tawon jamrud betina menyuntikkan racun ke tubuh si kecoa. Suntikan pertama diarahkan ke thoracic ganglion yang akan mengakibatkan kaki si kecoa lumpuh untuk sementara waktu. Kelumpuhan ini akan mempermudah tawon jamrud untuk menyuntikkan racunnya yang kedua. Suntikan kedua dengan mudah diarahkan ke head ganglia atau otak si kecoa, lebih tepatnya di daerah gerakan refleks untuk melarikan diri diproses. Suntikan kedua ini menyebabkan si kecoa bagaikan zombie, tetap hidup tapi diperbudak oleh si tawon jamrud.
Setelah yakin calon inang bagi anaknya tidak dapat melarikan diri, tawon jamrud menuntun kecoa untuk masuk ke dalam sarangnya. Karena ukuran tawon jamrud yang lebih kecil dibanding kecoa, cara menggiring kecoa ke dalam sarang pun unik. Tawon jamrud menuntun kecoa dengan menarik salah satu antena si kecoa. Mungkin bila di dunia manusia, antena itu berfungsi seperti tali kekang yang digunakan untuk menuntun kuda atau anjing.
Setelah sampai di rumah baru yang sekaligus menjadi kuburan bagi si kecoa, tawon jamrud kemudian memasukkan telur sepanjang 2 mm ke dalam abdomen atau perut kecoa. Sambil menunggu telurnya menetas, tawon jamrud memasukkan kerikil-kerikil ke dalam sarangnya untuk mengurung kecoa dan mencegah masuknya predator ke dalam sarang tersebut. 3 hari kemudian telur berubah menjadi larva. Selama 4 hingga 5 hari larva memakan tubuh kecoa sambil mencari jalan untuk menuju ke saluran pencernaan si kecoa. Selama 8 hari, larva memakan organ dalam (jeroan) si kecoa. Tetap di dalam tubuh kecoa, larva berubah menjadi ulat, lalu membentuk kepompong. 4 minggu setelah berubah menjadi ulat, si kepompong kemudian menjadi tawon jamrud dewasa.
Read More
Nama ilmiah dari tawon jamrud adalah Ampulex compressa. Hewan yang bersepupu dengan lebah ini dapat ditemukan di Asia bagian selatan, Afrika dan Kepulaun Pasifik. Serangga ini sempat dimanfaatkan sebagai alat biokontrol untuk mengendalikan hama kecoa di Hawaii oleh F.X. Williams pada tahun 1941. Namun metode ini gagal karena tawon jamrud lebih senang bermukim pada suatu wilayah yang terbatas dan memburu kecoa hanya pada masa kawin.
Keunikan tawon ini terletak pada perilaku tawon jamrud betina pada saat bertelur. Tawon jamrud betina memanfaatkan kecoa hidup yang telah dilumpuhkan sebagai inang bagi keturunannya. Tawon jamrud betina yang akan bertelur mencari kecoa calon inang bagi anaknya. Video di bawah memperlihatkan bagaimana tawon jamrud betina menyuntikkan racun ke tubuh si kecoa. Suntikan pertama diarahkan ke thoracic ganglion yang akan mengakibatkan kaki si kecoa lumpuh untuk sementara waktu. Kelumpuhan ini akan mempermudah tawon jamrud untuk menyuntikkan racunnya yang kedua. Suntikan kedua dengan mudah diarahkan ke head ganglia atau otak si kecoa, lebih tepatnya di daerah gerakan refleks untuk melarikan diri diproses. Suntikan kedua ini menyebabkan si kecoa bagaikan zombie, tetap hidup tapi diperbudak oleh si tawon jamrud.
Setelah yakin calon inang bagi anaknya tidak dapat melarikan diri, tawon jamrud menuntun kecoa untuk masuk ke dalam sarangnya. Karena ukuran tawon jamrud yang lebih kecil dibanding kecoa, cara menggiring kecoa ke dalam sarang pun unik. Tawon jamrud menuntun kecoa dengan menarik salah satu antena si kecoa. Mungkin bila di dunia manusia, antena itu berfungsi seperti tali kekang yang digunakan untuk menuntun kuda atau anjing.
Setelah sampai di rumah baru yang sekaligus menjadi kuburan bagi si kecoa, tawon jamrud kemudian memasukkan telur sepanjang 2 mm ke dalam abdomen atau perut kecoa. Sambil menunggu telurnya menetas, tawon jamrud memasukkan kerikil-kerikil ke dalam sarangnya untuk mengurung kecoa dan mencegah masuknya predator ke dalam sarang tersebut. 3 hari kemudian telur berubah menjadi larva. Selama 4 hingga 5 hari larva memakan tubuh kecoa sambil mencari jalan untuk menuju ke saluran pencernaan si kecoa. Selama 8 hari, larva memakan organ dalam (jeroan) si kecoa. Tetap di dalam tubuh kecoa, larva berubah menjadi ulat, lalu membentuk kepompong. 4 minggu setelah berubah menjadi ulat, si kepompong kemudian menjadi tawon jamrud dewasa.